Inilah Kisah Nabi Ismail dan Air Zam-Zam
Air Zam-zam identik dengan air suci yang bisa masyarakat peroleh ketika menjalankan ibadah haji dan umroh. Aliran air zam-zam bermuara di kota Mekah. Asal mula adanya tirta suci tersebut berasal dari cerita Nabi Ismail. Supaya Anda tidak penasaran, inilah kisah Nabi Ismail dan air zam-zam.
Tentang Nabi Ismail
Sebelum mengulas lebih jauh tentang kisah Nabi Ismail dan air zam-zam, Anda harus tahu lebih dulu profile dari Nabi Ismail. Ayah dari Nabi Ismail adalah Nabi Ibrahim AS, dan ibunya yang bernama Siti Hajar.
Siti Hajar merupakan istri kedua dari Nabi Ibrahim, karena sewaktu Nabi Ibrahim menikah dengan istri pertamanya, Sarah, mereka belum memperoleh momongan. Padahal pernikahan sudah cukup lama, dan sama-sama berusia lanjut. Disisi lain, Nabi Ibrahim sangat mendambakan anak.
Mereka senantiasa berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah. Hingga kemudian hari, Sarah memberikan ijin kepada Nabi Ibrahim untuk menikah lagi, dan wanita yang terpilih yakni Siti Hajar. Usaha, doa akhirnya mendatangkan hasil yang baik. Saat Nabi Ibrahim berusia 86 tahun, putra pertama mereka lahir, yaitu Nabi Ismail.
Kisah Nabi Ismail dan Air Zam-Zam : Berada Sendiri di Makkah
Kisah Nabi Ismail dan air zam-zam bermula saat ia dan ibunya berada sendiri di Makkah. Hal yang menengarai demikian adalah saat istri pertama nabi Ibrahim, Sarah merasa cemburu dengan keberadaan Nabi Ismail dan Siti Hajar.
Maka dari itu ia meminta kepada Nabi Ibrahim untuk menghindarkan Siti Hajar dari sisinya. Ini semata-mata karena dirinya cemburu melihat Nabi Ibrahim selalu berada di dekat Siti Hajar, dari masa kehamilan hingga putranya lahir.
Lantas Nabi Ibrahim berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah. Allah memberikan perintah kepada nabi Ibrahim untuk membawa Nabi Ismail serta Siti Hajar ke wilayah yang diapit dua gunung serta memiliki hamparan luas dengan dataran cukup tinggi yang mengelilinginya. Wilayah tersebut bernama Makkah. Atas perintah Allah, Nabi Ibrahim mengikuti anjuran-NYA
Akhirnya mereka bertiga pergi dari wilayah Palestina menuju Makkah dengan naik kuda. Setelah tiba, Nabi Ibrahim membangunkan rumah untuk berteduh sekaligus istirahat. Ia juga memberikan kantong berisi kurma serta air kepada Siti Hajar dan putranya.
Sebelum pulang ke Palestina, Siti Hajar menanyakan kepada Nabi Ibrahim, kemanakah ia akan pergi? Apakah Ia akan meninggalkannya bersama Nabi Ismail sendirian sedangkan di tempat itu tidak ada makanan, minuman serta satu orangpun.
Namun Nabi Ibrahim justru enggan menjawabnya. Hingga pada saat Siti Hajar bertanya apakah ini adalah perintah Allah? Nabi Ibrahim baru mengiyakan seraya menjawab bahwa Allah tidak akan membiarkan mereka terlantar.
Mendengar pernyataan tersebut, Siti Hajar dan putranya mencoba ikhlas. Setelah itu, dengan agak terpaksa Nabi Ibrahim melakukan perjalanan untuk kembali ke Palestina. Tak lupa ia berdoa kepada Allah supaya Istri dan anaknya yang sudah ia tinggalkan di tanah tak berpenghuni kelak mendapatkan rejeki yang melimpah sehingga mampu mengucap rasa syukur.
Kisah Nabi Ismail dan Air Zam-Zam : Kemunculan Zam-Zam
Kisah Nabi Ismail dan air zam-zam masih berlanjut, tidak berhenti saat Nabi Ibrahim meninggalkan ia dan ibunya di kota Makkah saja. Saat berada di Makkah sendirian, Siti Hajar saat bergantung kepada persediaan kurma dan air minum yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Sementara Nabi Ismail bergantung kepada ASI milik Siti Hajar.
Suatu ketika persediaan ASI milik Siti Hajar habis. Ismail yang haus lantas menangis, dan tak tega melihat kondisi putranya, Siti Hajar coba naik ke perbukitan terdekat berharap menemukan sumber mata air dan kehidupan. Akan tetapi di Bukit Safa, tidak ada sumber mata air, juga tak satupun seseorang yang lewat.
Kemudian Siti Hajar berlari ke Bukit Marwah. Tetapi ia tidak bisa menemukan sumber air tersebut, Padahal sudah berlari-lari sebanyak 7 kali di area Bukit Safa dan Bukit Marwah. Seperti yang kita tahu, kegiatan Siti Hajar dalam mengelilingi Bukit Safa dan Bukit Marwah memiliki sebutan sebagai Sai (lari-lari kecil) Sai adalah rukun untuk melakukan ibadah umroh serta Haji.
Kisah Nabi Ismail dan air-zam-zam masih berlanjut. Saat siti Hajar berada di puncak bukit Marwah, ia kemudian mendengar bisikan yang berkata “diamlah.” Setelah itu Siti Hajar mencoba berhenti. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Suara Diamlah berasal dari Malaikat Jibril.
Malaikat menghentakkan kaki kemudian muncullah mata air zam-zam. Hajar memasukan air tersebut ke dalam tempat minumnya. Setelah tempat minum penuh, ia pun minum dan kembali menyusui Nabi Ismail.
Di beberapa sumber juga menyebutkan bahwa Malaikat memberi tahu supaya jangan khawatir akan sia-sia di tempat tersebut, karena kelak Nabi Ismail dan ayahnya yang akan merenovasi rumah.
Manfaat Air Zam-Zam
Berdasarkan kisah Nabi Ismail dan adanya air zam-zam, kita bisa mempelajari serta meneladani bagaimana kesabaran utamanya Siti Hajar. Percayalah bahwa setiap doa, usaha dan kesabaran lama-kelamaan pasti akan membuahkan hasil.
Di samping itu ada beberapa manfaat air zam-zam yakni:
- mencegah serta mampu mengatasi rasa dehidrasi
- menurunkan resiko terkenanya kanker
- pencegahan gigi berlubang
- cegah sakit osteoporosis
- pencernaan lancar
- cegah infeksi
- tekanan darah dapat terkontrol sehingga akan menekan resiko timbulnya hipertensi
- Air-zam zam juga berguna sebagai piranti untuk menjaga kesehatan ginjal
Demikianlah kisah Nabi Ismail dan air zam-zam dari DM Tours yang patut menjadi suri tauladan kita dalam bertindak-tanduk, untuk senantiasa selalu berdoa, sabar serta pantang menyerah menghadapi rintangan. Semoga dengan adanya kisah ini, kita mampu mengambil hikmah.