Kisah Nuaiman Sahabat Nabi yang Suka Iseng
Kisah Nuaiman memang tidak semasyhur kisah sahabat Nabi Saw terkemuka seperti Umar bin Khattab ra atau Ali bin Abi Thalib ra atau utsman bin affan ra. Namun, sesungguhnya Nuaiman memang salah satu sahabat Nabi Saw. Mungkin kisah Nuaiman sahabat Nabi memang kurang masyhur tetapi ada baiknya Anda mencoba mengetahuinya.ali
Sahabat yang satu ini memiliki karakter unik yakni sangat suka bercanda dan mengerjai orang. Bahkan Rasulullah Saw pun tak luput dari keisengan sahabat yang satu ini.
Kisah Nuaiman sahabat Nabi memang tidak lepas dari kelemahan riwayat. Para ulama menilai kisah-kisah berderajat dha’if (lemah) dan bahkan munkar. Karenanya, hendaknya kita mengambilnya sebagai ibrah dan pengetahuan saja.
Siapakah Nuaiman Sahabat Nabi?
Nama lengkapnya adalah Nuaiman bin Ibnu Amr bin Raf’ah, salah satu dari kaum Anshar. Nuaiman mengikuti perang Badar sehingga merupakan Ashabul Badr. Sifatnya yang masyhur adalah jahil dan suka mengerjai para sahabat, bahkan Rasulullah Saw juga tak luput dari ulah isengnya.
Kisah Nuaiman Sahabat Nabi
Sifat Nuaiman ini tentunya mengundang rasa ingin tahu sehingga kisah-kisahnya masyhur. Salah satu kitab ternama yang memuat kisah Nuaiman sahabat Nabi adalah Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali.
Bagaimana kisah Nuaiman sahabat Nabi yang unik ini? Mari ikuti petikan kisah-kisahnya berikut ini:
1. Nuaiman Memberi Hadiah kepada Rasulullah Saw
Kisah Nuaiman sahabat Nabi yang pertama berlangsung di Madinah. Suatu hari, datang seorang pedagang madu ke Madinah. Dia menawarkan madu kepada orang-orang di tengah cuaca yang terik. Sayangnya, belum ada juga seorang pun yang tertarik untuk membelinya.
Mengetahui hal ini, datanglah niat dalam hati Nuaiman untuk berbuat iseng. Segera Nuaiman mandekati pedagang madu itu dan mengajaknya berkunjung ke rumah Rasulullah Saw. Tibalah mereka berdua di depan rumah Nabi Muhammad Saw.
Nuaiman berkata kepada penjual madu itu, “Aku mesti segera pergi karena ada urusan penting. Pemilik rumah ini akan keluar dan membayar madu itu padamu.”
Setelah berkata demikian, Nuaiman meninggalkan pedagang madu itu di depan rumah Rasul Saw. Sepeninggal Nuaiman, pedagang itu mengetuk pintu rumah Nabi Muhammad Saw. Saat beliau muncul di hadapannya, pedagang itu segera mengangsurkan sebotol madu.
Rasulullah Saw menerima pemberian tersebut dengan gembira. Beliau mengira madu tersebut adalah hadiah. Selanjutnya, Rasulullah Saw membagikan madu tersebut pada para sahabat.
Tiba-tiba penjual madu itu mendekati Nabi Saw dan mengatakan, “Ya Rasul, madu tersebut belum dibayar.”
Kata-kata pedagang madu tersebut tentunya mengejutkan beliau. Namun, Rasulullah Saw segera memahami bahwa kemungkinan besar Nuaiman sedang berulah lagi. Beliau memberikan uang kepada pedagang madu itu lalu meminta seseorang memanggil Nuaiman.
Ketika Rasul Saw meminta keterangan, Nuaiman hanya berucap, “Ya Rasulullah, engkau sangat menyukai madu, tapi aku tidak mempunyai uang untuk membelinya dan menghadiahkannya untukmu.”
2. Nuaiman Menjual Suwaibith bin Hamalah
Kisah Nuaiman sahabat Nabi berikutnya bertempat di Syam. Dalam haditsnya, Ibnu Majah meriwayatkan kisah ini. Alkisah, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra mengajak Nuaiman dan Suwaibith untuk berdagang ke negeri Syam. Mereka menempuh perjalanan yang jauh ke arah utara.
Di tengah perjalanan, Suwaibith mendapat giliran untuk menjaga makanan. Nuaiman yang merasa lapar mendatangi Suwaibith untuk meminta sepotong roti. Namun, karena keteguhan Suwaibith menjaga amanah, dia tidak mau memberikannya.
Nuaiman merasa kecewa dan mengatakan, “Jadi kamu tidak keberatan jika aku membuat ulah.”
Selanjutnya, Nuaiman berjalan meninggalkan Suwaibith. Dia mencari tempat jual beli hamba sahaya.
Sesampainya di tempat tersebut, Nuaiman berkata kepada orang-orang bahwa dia memiliki seorang budak yang harganya sangat murah dan bermaksud menjualnya. Nuaiman juga menerangkan bahwa ‘budaknya’ itu selalu berkata bahwa dirinya adalah orang merdeka dan bukan seorang budak.
Orang-orang merasa tertarik dengan tawaran tersebut. Bersama Nuaiman, mereka lalu mendatangi Suwaibith.
“Budakku adalah orang yang sedang menjaga makanan itu,” kata Nuaiman sambil menunjuk Suwaibith.
Suwaibith terperanjat. Dia segera menyatakan bahwa dia bukan budak dan merupakan orang merdeka. Tentu saja orang-orang tidak mempercayai Suwaibith. Mereka membawa Suwaibith sebagai hak milik.
Selang beberapa waktu, Abu Bakar Ash-Shiddiq kembali ke tempat kafilahnya. Beliau mencari Suwaibith tetapi tidak mendapatkannya. Nuaiman segera menjelaskan bahwa dia telah menjualnya teman seperjalanan mereka itu.
Abu Bakar tentunya sudah hafal dengan tingkah Nuaiman ini. Dia segera mencari Suwaibith dan menebusnya dari pembelinya yang merupakan penduduk Syam.
Ketika akhirnya kisah ini sampai kepada Rasulullah Saw, beliau tertawa bersama para sahabat. Ibnu Majah menyebutkan bahwa beliau sering menceritakan kisah Nuaiman dan Suwaibith pada para tamu bahkan hingga setelah satu tahun berlalu.
3. Nuaiman Menyembelih Unta
Kisah Nuaiman sahabat Nabi Muhammad saw yang ketiga terjadi di Madinah. Pada suatu waktu, Nabi Muhammad Saw kedatangan seorang tamu. Di saat yang sama, beberapa sahabat mengatakan bahwa mereka sudah lama tidak menikmati daging unta. Mereka berkata secara main-main untuk menyembelih unta milik tamu yang datang tersebut.
Nuaiman menanggapi usulan itu dengan serius. Dia segera menyembelih unta milik tamu tersebut. Tentu saja tamu itu merasa gusar saat mengetahui untanya telah disembelih. Dia segera mengadu kepada Rasulullah Saw.
Ketika Rasulullah Saw mencari tahu tentang kejadian tersebut, para sahabat menyatakan bahwa Nuaiman yang menyembelih unta itu. Seorang sahabat memberitahukan tempat Nuaiman bersembunyi.
Rasulullah Saw segera mendatangi tempat persembunyian Nuaiman. Beliau bertanya padanya alasan yang mendasari perbuatannya.
Nuaiman berujar, “Ya Rasulullah, coba engkau tanyakan saja pada orang yang memberitahukan tempatku bersembunyi ini kepadamu.”
Rasulullah Saw tersenyum mendengar jawaban itu. Selanjutnya, beliau memberikan ganti kerugian bagi tamu tersebut melebihi harga seekor unta.
Itulah tadi rentetatn dari DM Tours tentangkisah Nuaiman sahabat Nabi Muhammad Saw yang begitu unik. Mengikuti kisah sahabat Nabi memang menyenangkan dan mengandung banyak pelajaran. Faktanya dalam hidup ini terdapat berbagai karakter manusia. Kebijaksanaan dan berkepala dingin menjadi hal utama untuk menghadapi keragaman karakter tersebut.